Pelitnya Saya Kalau Urusan Beli Makan di Luar

Kriiiiinnnngggggg.....

Suara handphone berbunyi..

"Halo.."
"Halo pak.. Nanti mau makan apa?", tanya istri.
"Masak saja, ga usah beli"
"Tempe lagi??", istri bertanya lagi
"Yoi.."
"Yakin tempe lagi??", Istri memastikan lagi
"Yuppp"
"Mau dibeliin yang lain ga, mumpung di luar ini?"
"Ga usah, hemat duit bu.."

Istri membujuk lagi..

"Padahal baru mau tak beliin ayam bakar lho..", bujuk istri
"Tidak", saya teguh pada pendirian
"Dibayarin lho pak sama teman, yakin ga mau??, tegasnya lagi..
"OK bu, segera bawa pulang ayamnya"...


Itulah saya..

Gratis adalah kata yang selalu menjadi pertanda kebahagiaan dalam hidup..
Yang penting ga keluar uang..

Kalau mengeluarkan uang buat beli makanan diluar, rasanya sangat berdosa..
Ga rela deh uangnya keluar begitu saja dengan cepatnya.

Belum lagi kalau makanannya mahal..

Pusing saya kalau makan sekeluarga..
Sayang uang intinya..

Anggap deh sekali makan bertiga dengan anak di luar bisa habis 50-70 ribu, kadang bisa 200 ribu.
Itu sekali makan lho..

Padahal..

Kalau istri masak di rumah..
Sehari cuma habis 20ribu untuk makan 3 kali sekeluarga..

Bahhh...
Betapa hematnya kalau makan di rumah terus.

Jatah makan sekali ketika membeli, bisa digunakan untuk 3-4 hari jika memasak di rumah. Oleh karena itu saya lebih senang dimasakin istri.

Urusan membeli makan..

Itu kadang-kadang saja. Kalau lagi pengen banget makan yang lain selain tempe dan tahu, barulah kami membeli makan di luar.

Pelit ya??

Ngga..

Ga salah..


Lebih sehat

Makan di rumah itu lebih sehat.
Karena istri sudah memperhatikan kebersihan dan kualitas makanan yang diolah.

Plus..

Dimasak dengan perasaan penuh cinta...
Cieeee....

Makanya masakan di rumah selalu terasa enak. Lebih enak dari membeli deh.. Walaupun cuma sekedar sayur dan tempe.

Tempe itu..

Kandungan gizinya bagus sekali dan asli buatan Indonesia lagi. Jadi dengan rajin mengkonsumsi tempe, saya sudah membantu banyak perajinnya untuk tetap mendapatkan pemasukan.

Daripada daging yang harganya mahal..

Saya lebih senang dengan olahan tempe. Bahan pokoknya sama, tapi diolah dengan bumbu berlainan, menjadikan acara makan tidak pernah bosan..

Mantap..


Menyesal membeli makanan

Pernah suatu hari saya sedang dilanda kelaparan berat.

Terus..
Memutuskan untuk membeli nasi goreng di salah satu warung.

"Nasi goreng satu pak"..

Setelah menunggu sampai bosan, akhirnya dagangnya membawakan saya menu..

Lho nasi gorengnya mana???
"Pesen dulu pak lewat nota", sahut si pelayan..

Busyet dah...

Sayapun membentak dagang itu, di dalam hati saja...
Nasi gorengpun saya tulis dan memesan es teh satu..

Akhirnya..

Nasi goreng dan minuman datang..
Hajarrr.....

Habis dan sekarang giliran membayar..

"Berapa pak?" tanya saya..
"Nasi goreng 17 ribu dan es teh 7000", sahutnya enteng..

Apaa...???

Nasi goreng segini 17 ribu dan es tehnya 7000, gila...

Dilangganan saya nasi goreng yang sama cuma 5 ribu dan es tehnya 1000...

Menyesal
Menyesal
Menyesal....

Entah mengapa saya merasa bersalah sekali menyerahkan uang itu kepada pedagang ini..
Sangat merasa bersalah...

Perbandingan harga yang sangat jauh..
Apalagi kalau istri yang memasak nasi goreng, ga bayar saya..

Kemudian..

Setelah beberapa bulan saya lewat lagi di warung itu, ternyata sudah tutup..
Ga pernah buka lagi..

Lagian..

Jualan dengan harga yang seenaknya. Siapa juga yang mau betah berlangganan disana.

Itulah hal yang membuat saya selalu berpikir seribu kali sebelum memutuskan untuk belanja makanan di luar.

Mendingan masak..

• Lebih murah
• Sehat
• Enak
• Ramah di kantong
• Dan tidak ada rasa bersalah.

Makan diluar hanya sewaktu-waktu saja.. Ketika ada acara spesial dengan keluarga dan kebetulan ada dana lebih.

Tempat makan yang dipilihpun harus khusus..

Khusus menjual tempe dan tahu saja...  

Terus kalau mau nambah air kobokan gratis...  

Baca juga :

1. Aktivitas di rumah ini mampu menghemat uang anda
2. Coba perhatikan 5 hal ini sebelum berhutang
3. Pentingnya hemat listrik di rumah tangga