Sebagai seorang suami yang baik hati..
Saya selalu membantu istri untuk bangun pagi-pagi dan menyuruhnya untuk memasak, mencuci, menyapu, mengepel dan sebagainya.
Bahagia sekali rasanya punya istri yang bisa disuruh-suruh.. :)
Tentu saja saya tidak melakukan itu..
Bisa-bisa istri memberikan pujian yang mampu membuat kuping panas...
Aktivitas Pagi
Ketika istri sudah bangun dan bersiap untuk mengacak-acak dapur demi menghasilkan makanan yang enak bagi suami dan anaknya, sayapun tidak mau ketinggalan.
Berbagai debu dan sampah yang nongkrong disembarang tempat langsung saya razia menggunakan sapu dan sekop.
Mereka dengan patuhnya mengikuti perintah dan langsung diterjunkan ke tempat sampah.
Itulah yang saya lakukan setiap pagi.
Menyapu dan membersihkan rumah adalah tugas harian sebagai suami.
Kasihan kan istri kalau disuruh mengerjakan tugas rumah semua.. :((
Istripun tetap asyik dengan bunyi kerontang-kerontengnya didapur dan bau sedap pun mulai menyeruak ke hidung.
Saking bersemangat
Mungkin karena bau masakan istri yang sangat enak, saya menjadi sangat bersemangat dalam menyapu lantai.
Sampai-sampai..
Siku tangan kanan saya menyenggol sudut tembok yang sedang merenung..
Jedukkk....
Aduhhh....
Saya meringis kesakitan..
Tangan terasa senut-senut.
Nyeri banget..
Saya harus merebahkan sapu dulu karena tidak sanggup menahan sakit ini..
Istripun mendengar suara jeduk dan juga rintihan perih saya. Tanpa perlu berpikir panjang, iapun datang mendekat..
"Nah, ini baru istri yang baik hati. Tahu kalau suami lagi menderita", pikir saya.
Ketika datang..
Wajahnya penuh dengan kasih sayang dan sayapun mulai sedikit merasa baikan.
"Aduh sakit ya, sini tak elus-elus", kata istri.
Diapun dengan cekatan membelai dan menyentuh bagian yang terbentur tadi.
Wow.. perhatian yang sungguh luar biasa..
Tapi..
Perhatian istri ini malah membuat saya semakin marah.. Dengan kesal akhirnya saya protes kepadanya..
"Ibu.. Ngapai temboknya yang dikasihani? Ini tangan saya yang sakit lho, kok malah dinding yang dielus".
"Ga apa-apa pak. Temboknya juga kasihan kan, gara-gara bapak dia jadi kaget tadi. Tuh lihat, ujung temboknya sampai pecah lho..", jawabnya..
Argggghhh..
Mengapa engkau melakukan itu kepadaku..
Aku lho yang harusnya mendapatkan perhatian dan kasih sayangmu..
"Iya pak, jangan marah dong.. Temboknya juga perlu perhatian kan??", sambungnya lagi..
"Ya sudah, mana tangannya?", tanya istri..
Sayapun mengulurkan tangan kanan yang membentur tembok dan berharap ia akan memberikan belaian yang lebih mesra dari si tembok.
"Bukan tangan yang kanan pak, tangan yang satunya", sergah istri..
Saya bingung, kan yang sakit tangan kanan..
Aneh..
Akhirnya sayapun menuruti istri.. Tangan kiri pun saya ulurkan kepadanya..
Dan yang tak pernah saya duga, ia meletakkan sesuatu ditangan kiri. Sapu yang tadi terkulai di lantai sudah berada dalam genggaman.
"Mau lanjut nyapu atau tidak? Kalau tidak, masakannya ibu gosongin saja ya.. Mau?"..
Arggghhh...
Saya pun memprotes keputusan istri dengan memilih untuk melanjutkan menyapu dan mengucapkan selamat kepada tembok karena sudah berhasil membuat istri tidak memperhatikan saya...
Tembok-tembok...
Teganya engkau..
2 Comments
Istrinya lebih sayang sama temboknya ternyata, hahaha 😂
ReplyDeleteiya mas..
Deletekalah pamor saya..
hehehe..